1. A. Pengertian Citra Destinasi
Citra destinasi merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan atau kemajuan destinasi wisata.
Menurut Lawson dan Bond dalam (Utama 2017 : 220) citra destinasi adalah sebuah ekspresi tentang sebuah pengetahuan, keyakinan diri, prasangka, hayalan dan fikiran emosioanal seorang indvidu tentang objek atau tempat tertentu.
Menurut Dichter dalam (Utama 2017: 220) citra destinasi adalah konsep sebagai sebuah gamabaran yang menerangkan kualitas atau kesan gabungan yang tertanam dalam benak seseorang.
Menurut Reynoldes dalam (Utama 2017 : 220) citra destinasi adalah sebuah kontruksi mental yang terbangun pada seorang konsumen sebagai sebuah kesan dalam diri seseorang yang muncul sebagai sebuah proses kreasi.
Menurut Embacher dan Buttler dalam (Utama 2017 : 220) citra destinasi adalah gabungan dari ide-ide atau konsep-konsep yang dimiliki secara individual maupun kolektif yang merupakan hasil dari sebuah pengamatan yang terdiri dari dua komponen yakni kognitif dan evaluative.
Menurut Fakeye dan Crompton dalam ( Utama 2017: 220) citra destinasi adalah kontruksi mental yang dikembangkan oleh seorang wisatawan berdasarkan apa yang mereka lihat dan rasakan.
Menurut Gartner dalam (Utama 2017 :220) citra destinasi adalah kesan seseorang yang terdiri dari komponen kognitif, afektif dan konatif.
Menurut Santos Arrebola dalam (Utama 2017 : 221) citra destinasi adalah sebuah perspektif mental seseorang tentang beberapa atribut dan keuntungan yang didapatkan pada sebuah produk.
Menurut Parenteau dalam ( Utama 2017: 221) citra destinasi adalah prasangka positif atau negatif yang dimiliki seorang pelanggan atau penyalur tenatang sebuah produk atau destinasi.
Menurut Baloglu dalam bukunya (Elvera, 2020: 22) citra adalah fenomena perspektif yang membentuk pikiran konsumen logis-emosional citra seharusnya memiliki komponen koagnitif dan emosional.
Menurut Kotler dalam bukunya (Elvira 2020: 22)citra adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen, yang selalu diingat pertamakali saat mendengar slogan dan tertanam di benak konsumennya.
Menurut Tasci dan Kozak dalam bukunya (Elvira 2020: 23) citra destinasi adalah persepsi individu terhadap karakteristik destinasi terhadap yang dapat dipengaruhi oleh informasi promosi, media masa serta banyak faktor lainnya.
Menurut Pitana dalam bukunya (Elvira 2020:23 ) citra destinasi adalah kepercayaan yang dimiliki oleh wisatawan mengenai produk atau pelayanan yang wisatawan bwli atau akan beli.
Menurut Dadgostar dalam bukunya (Elvira 2020:23) citra destinasi adalah kesan dan sikap seseorang terhadap sebuah tempat.
Menurut Dasgupta dalam bukunya (Elvira 2020: 23) citra destinasi dapat digambarkan sebagai mental yang dibangun, dikembangkan oleh konsumen berdasarkan kesan yang dipilih dari mengolah informasi tentang tempat tujuan dari berbagai sumber dari waktu kewaktu.
Menurut Milman dan Pizam dalam ( Utama 2017 : 223) secara kognitif menawarkan tiga komponen yang membentuk citra destinasi, yaiti:
a) atraksi
b) lingkungan rumah
c) dan lingkungan destinasi
Menurut Beerli dan Martin dalam ( Utama 2017 : 223) mengungkapkan bahwa terdapat Sembilan atribut yang mempengaruhi citra destinasi, yaitu:
a) atribut alamiah
b) kesempatan wisata untuk bersenang – senang dan rekreasi
c) lingkuangan alamiah
d) fasilitas umum
e) budaya, sejarah dan seni
f) lingkungan social
g) infrastruktur wisata
h) faktor ekonomi dan politik
i) suasana destinasi
C. Dimensi Citra DestinasiMenurut ( Bambang 2013:25) menjelaskan bahwa sub sistem citra destinasi terdiri dari berbagai dimensi yaitu:
a. Daya Tarik Wisata
secara sederhana data tarik wisata seringkali diklsifikasikan mendasar pada jenis dan temanya. Yaitu biasanya dibagi menjadi tiga tema daya tarik wisata yaitu sebagai berikut: daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik minat khusus. Ketiga jenis daya tarik tadi secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Daya tarik wisata alam
Yang dimaksud daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada anugerah keindahaan dan keunikan yang telah ada di alam seperti: pantai dengan keindahan pasir putihnya serta deburan ombaknya.
2. Daya tarik wisata budaya
Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada hasil karya dan cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya maupun nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan di suatu Masyarakat, seperti: upacara ritual , sastra, seni pertunjukan dan lainnya.
3. Daya tarik wisata minat khusus
Daya tarik wisata minat khusus adalah daya tarik wwisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti: pengamatan satwa tertentu, memancing , berbelanja, dan lainnya yang biasanya tekait dengan hobi atau kegemaran seseorang wisatawan.
b. Amenitas atau Akomodasi
komponen berikutnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah fasilitas amenitas. Yang disebut fasilitas amenitas atau akomodasi dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapannya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk istirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi.
c. Aksesibilitas
komponen berikutnya juga yang membutuhkan perhatian untuk dikembangkan adalah aksesibilitas. Yang dimaksud aksesibiltas dalam pengertian ini adalah segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi destinasi.
d. Infrastruktur pendukung
yang dimaksud dengan infrastruktur pendukung dalam pengertian ini adalah kesuluruhan jenis fasilitas umum berupa fisik seperti: pelabuhan, stasiun dan lainnya
e. Fasilitas pendukung wisata lainnya
yang dimaksud dengan fasilitas pendukung wisata lainnya dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas pendukung bkepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti: keamanan, toko cinderamata, fasilitas perbankkan dan lainnya.
f. Sumberdaya Manusia Pariwisata
Yang dimaksud dengan sumberdaya manusia pariwisata adalah keseluruhan struktur organisasi atau pengelola wisata atau manajmen pengelola .
Menurut Chi dan Qu dalam (Elvira 2020: 24) mengungkapkan bahwa citra destinasi terdiri dari Sembilan dimensi, yaitu:
a) Lingkungan perjalanan
b) Daya tarik alam
c) Hiburan dan even
d) Daya tarik sejarah
e) Infrastruktur perjalanan
f) Aksesabilitas
g) Relaksasi
h) Aktivitas luar
i) Harga dan nilai
Referensi:
- Elvera. 2020. Pemasaran Pariwisata Kepuasan dan LoyalitasbWisatawan. Surabaya : PT Sucopindo Media Pustaka.
- Utama. 2017. Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
0 Komentar